Menumbuhkan Budaya Literasi di Bulan Ramadan melalui Akram

 


Tidak terasa kita sudah memasuki bulan Ramadan kedua di masa pandemi covid-19. Setahun lamanya kita menghadapi masa sulit karena pemerintah membatasi bahkan melarang berbagai kegiatan yang menimbulkan keramaian massa.  Tahun lalu di awal masa pandemi covid-19, pemerintah melarang melakukan berbagai kegiatan Ramadan seperti salat tarawih, berbuka puasa bersama, tadarus Al Quran di masjid atau mushalla. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan di rumah bersama keluarga. Bahkan salat idul fitri pun, yang sebelum pandemi banyak digelar di masjid, mushalla, dan lapangan, terpaksa dilaksanakan di dalam rumah masing-masing.

Berbeda dengan tahun lalu, Ramadan tahun ini meskipun masih dalam suasana pandemi yang belum sepenuhnya terkendali, pemerintah memberikan kelonggaran untuk melakukan berbagai aktivitas ibadah bulan Ramadan di luar rumah. Pemerintah mengizinkan setiap masjid dan mushalla menyelenggarakan salat berjamaah. Tentunya tetap dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19.

Bagaimana dengan kegiatan ibadah Ramadan bagi anak-anak? Anak-anak khususnya pelajar SD yang sudah setahun lebih mengikuti pembelajaran jarak jauh dari rumah tentunya merasakan jenuh karena tidak bisa mengikuti pembelajaran di sekolah. Mereka rindu ingin bertemu dengan teman-teman sekolah. Setidaknya teman-teman bermain di rumah.

Dengan kehadiran bulan Ramadan kedua di masa pandemi dan izin dari pemerintah melakukan aktivitas keagamaan membuka kesempatan bagi anak-anak melakukan ibadah di luar rumah. Mereka dapat mengikuti buka puasa bersama, salat berjamaah, kuliah subuh, kuliah asar, salat tarawih maupun tadarrus Al Quran di masjid atau mushalla terdekat. Tentu orang tua selaku penanggung jawab anak-anak di rumah harus benar-benar memperhatikan kegiatan tersebut, karena saat ini masih dalam suasana pandemi.

Adapun guru Pendidikan Agama Islam dapat mengontrol aktivitas Ramadan peserta didiknya dengan membuat sebuah portofolio kegiatan Ramadan atau sejenisnya tergantung kreativitas guru masing-masing. Beberapa guru Pendidikan Agama Islam di kota Tegal memanfaatkan sebuah portofolio yang saya beri nama Akram atau Agenda Kegiatan bulan Ramadan.

Akram berupa buku tipis yang dibuat guru sendiri atau membeli di penyedia buku. Halamannya tidak lebih dari 50 halaman. Akram berisi petunjuk teknis berbagai kegiatan di bulan Ramadan, seperti: pengertian puasa, ketentuan-ketentuan puasa, hikmah puasa, petunjuk salat tarawih zakat fitrah, takbir. Hal ini agar peserta didik dapat menjalankan berbagai aktivitas Ramadan secara benar sesuai syariat Islam. Selain berisi petunjuk teknis, Akram juga memuat kolom-kolom isian aktivitas Ramadan, seperti: pelaksanaan puasa, kegiatan salat fardhu, salat tarawih, tadarrus Al-quran, salat Jumat di bulan Ramadan, dan salat Idul Fitri.

Harga akram terjangkau. Hanya sekira Rp 3.500,- s.d. Rp 5.000,- sehingga tidak terbebani untuk membelinya. Setelah membeli akram, mereka dapat melaksakan aktivitas ibadahnya sembari mendokumentasikannya melalui akram.

Dengan mengisi akram, peserta didik mendapatkan berbagai manfaat, di antaranya melatih peserta didik mengembangkan budaya menulis. Mereka menjadi terbiasa mengagendakan kegiatannya sehari-hari dan mengatur jadwal kegiatannya. Dengan demikian dapat membagi waktu dengan baik, mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat. Selain itu peserta didik belajar bertanggung jawab secara tertulis tentang kegiatannya di rumah.

Tujuan dari mengisi Akram adalah membantu menyukseskan program pemerintah yaitu pengembangan budaya literasi. Secara tidak sadar guru mengajarkan aktivitas berliterasi peserta didik. Sehingga ke depan akan terwujud peserta didik yang melek literasi. Amin…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koordinasi persiapan Resuffle Pengurus KKG PAI SD Kota Tegal

Sepak Terjang sang Wartawan Bangkotan