Wabah membawa Berkah
Narasumber: Noralia Purwa Yunita, M.Pd (Semarang)
Semilir
angin malam sangat menusuk raga yang lemah ini. Sembari menikmati alunan
qasidah maulid addibai’i, mutiara
biografi manusia mulia, manusia yang kita harapkan syafaat di yaumissa’ah, Nabi Muhammad SAW. Malam itu
saya alfa untuk kedua kalinya untuk menghadiri majelis maulid di mesjid depan karena
harus menemani kedua buah hatiku yang tertidur lelap tak lama setelah bacaan-bacaan
maulid dilantunkan. Mereka harus saya temani lantaran ibundanya masih pulang
kerja sedari siang yang berjaga di rumah sakit, tempat kerjanya. Meskipun absen
tak bisa hadir di acara maulid karena uzur syar’i, saya berharap tetap termasuk
min jumlatil muhibbin (orang-orang
yang mencintai Nabi Muhammad SAW).
Tak
lama setelah bidadari-bidadari cantikku terbang ke alam mimpi, kuambil gawai
dan kubuka grup pelatihan dan kudapati chat dari narasumber malam itu seperti
ini: “Bisa dikatakan wabah ini menjadi
berkah untuk saya karena saya bisa memulai lagi utk berkarya” . Sempat
kuberpikir mengapa wabah bisa membawa berkah. Saya semakin penasaran dengan
narasumber pelatihan menulis malam itu. Kubuka curriculum vitae sang
narasumber. Ternyata namanya adalah Noralia Purwa Yunita, M.Pd. Beliau adalah
guru mata pelajaran IPA di SMPN 8 Semarang. Usianya masih sangat beliau. Namun prestasi
yang sudah diraih tidak bisa dipandang sebelah mata. Bu Nora, begitulah
panggilannya, malam itu membagikan pengalamannya tentang menulis. Terkhusus menulis
di saat wabah covid-19 sejak Maret 2020.
Bu
Nora mengakui bahwa dirinya bisa berkarya dan menghasilkan beberapa buku, baik
buku solo, kolaborasi maupun antologi tidak lepas dari tangan dingin Om Jay
yang selalu memotivasi untuk selalu menulis dan menghasilkan karya. Karya-karya
yang sudah dihasilkan dan diterbitkan antara lain:
1. Buku
solo berjudul “Jurus Jitu menulis dan berprestasi”,
2. Buku
seri ekoji academy kolaborasi dengan Prof Eko berjudul “Digital Mindset”
3. Buku
antologi berjudul “Menciptakan Pola Pembelajaran yang Efektif dari Rumah” dan “Kisah
Inspiratif sang Guru”
Selain
buku-buku tersebut, Bu Nora sekarang juga sedang membuat buku solo berjudul
kiat menulis modul berbasis riset hasil dari pengubahan tesis menjadi buku, buku
kedua seri ekoji academy kolaborasi dengan prof Eko berjudul Gamifikasi,
belajar menyenangkan seasyik bermain game, dan buku antologi dengan siswa
berjudul aku dan corona. Semuanya masih dalam proses pengerjaan.
Ternyata
dalam membuat karya-karya di atas tidak semudah membalikkan tangan. Sebagaimana
penulis-penulis lainnya, Bu Nora juga menemui banyak hambatan, apalagi keadaan pandemi covid-19 yang masih melanda Indonesia dan seluruh dunia. Beliau memetakan
beberapa kendala yang dihadapi saat berkarya, yaitu:
1. Kegiatan
yang sangat padat saat pandemi menjadi hambatan utama
Hal
ini bisa diatasi dengan membuat skala prioritas kegiatan. Bu Nora memilih
kegiatan-kegiatan urgen agar dapat diselesaikan terlebih dahulu
2. Malas
dan jenuh
Bu
Nora merupakan tipikal orang yang jenuh jika mengerjakan kegiatan yang sama
berulang. Akhirnya jika penyakit itu menghinggapi, maka beralih ke kegiatan lain sebagai refreshing.
Biasanya menonton film, jika tidak baca novel online atau apapun yang
membuatnya nyaman. Jika baterai semangat sudah penuh, langsung tancap gas untuk
kembali berkarya
3. Krisis
ide
Jika
sudah seperti itu Bu Nora menerapkan jurus Bapak Akbar Zainuddin, karena segala
sesuatu yang kita rasa, kita lihat dapat dijadikan ide. Contoh, ketika kita
nonton film, mungkin ada sesuatu yang kita rasakan setelah menonton acara
tersebut, ini dapat dijadikan bahan tulisan. Kita rekreasi, juga bisa dijadikan
bahan tulisan. Kita bisa ulas bagaimana indahnya tempat tersebut. Intinya,
apapun yang kita rasakan dan pikirkan, dapat diubah menjadi sebuah tulisan,
karena beliau yakin, tidak ada yang tidak bisa menulis, karena menulis bagi beliau
sama dengan berbicara. Yang membedakan hanya dituangkan lewat ragam tulisan
4. Perbendaharaan
diksi
Jika
sudah mentok kosakata, biasanya beliau
membaca artikel orang lain atau membaca novel. Karya apapun dibaca karena
dengan banyak membaca, akan memperkaya diksi
5. Takut
menulis karena takut salah
Ini
yang beliau alami ketika di awal bergabung di grup menulis dengan om Jay, tetapi
om Jay meyakinkan bahwa tulis saja dulu apa yang kita pikirkan, jangan
permasalahkan EYD atau kaidah kebahasaan yang lain, cukup tulis hingga selesai.
Jika sudah, membaca berulang, lakukan editing sesuai kaidah. Jika dari awal kita
sudah memikirkan EYD dan yang lain, maka tidak akan terwujud tulisan.
Itulah
beberapa kendala yang dihadapi Bu Nora dalam berkarya. Namun semua hambatan
tersebut dapat diatasi dengan baik berkat semangat yang menyala dan dukungan
dari keluarga serta kolega terkhusus Om Jay yang tidak pernah berhenti
memberikan semangat dan motivasi bagi Bu Nora dan guru-guru yang ingin
menghasilkan karya. Di akhir pemaparannya, Bu Nora menyampaikan quote yang
cukup inspiratif.
“Berkarya
ketika waktu luang itu biasa, namun berkarya di tengah kesibukan yang luar
biasa, itu baru istimewa”
“Semoga
segera lahir buku-buku dari bapak ibu guru hebat semua. Insya Allah jika ada NIAT,
PAKSA dan MAU, satu persatu karya akan lahir”
Apa
yang dapat kita ambil pelajaran dari pengalaman Bu Nora? Ternyata wabah
covid-19 tidak menyurutkan langkah beliau untuk terus berkarya dan produktif. Justru
wabah baginya menjadi berkah untuk semakin aktif. Kita sering mendengar kata
berkah. Namun tahukah kita apa berkah itu? Para ulama mendefinisikan berkah
sebagai “ziyadatul khair” yang
berarti tambah kebaikan. Jadi meskipun kondisi
sulit, tetap bisa melakukan kebaikan dan selalu bertambah kebaikan itu setiap
hari. Mari kita jadikan wabah yang sedang melanda ini sebagai ladang untuk bisa
berkarya, menulis sesuatu yang bermanfaat, dan membantu orang lain.
Mungkin
bagi sebagian orang wabah ini merupakan musibah, bencana, ataupun bala’ yang
merugikan. Tetapi sebenarnya ketika Allah menimpakan sesuatu kepada umat-Nya,
dibalik itu Allah menyisipkan hikmah bagi manusia yang bisa menerima dan tabah
menghadapi. Karena Allah pernah berfirman dalam hadis qudsi yang berbunyi:
ุงََูุง ِูู ุธَِّู ุนَุจْุฏِู
Artinya: “Saya (Allah) tergantung prasangka
hambaku”
Hadis Qudsi di atas menegaskan
bahwa apa yang telah diberikan Allah kepada manusia itu tergantung manusia yang
menerimanya. Ketika manusia menerima dengan lapang dada dan tulus, maka Allah
akan membukakan jalan keluar baginya. Sebaliknya, ketika manusia menganggap
Allah telah berbuat tidak adil, jahat, dan tidak kasihan kepada manusia, justru
Allah akan semakin lama menimpakan sesuatu itu kepadanya. Jadi dengan wabah
covid-19 ini, mari kita berhusnuzan kepada Allah, bahwa saat Dia sedang menguji
sejauh mana ketaqwaan hamba-Nya. Apakah semakin taat atau justru semakin
menjauh.
Sesungguhnya jika kita
teringat firman Allah dalam QS Al Insyirah ayat 5 dan 6 yang berbunyi:
Artinya: “ Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan” (QS Al Insyirah: 5-6)
maka
kita akan berhusnuzan kepada-Nya bahwa kesulitan yang kita alami saat ini merupakan
sunnatullah dari-Nya. Bahwa dalam
ayat di atas Allah mengulangi kalimat yang sama sebanyak dua kali. Dalam kaidah
gramatikal Arab, sesuatu yang diulang dua kali mempunyai arti penegasan atau
penguatan tentang sesuatu. Maksudnya bahwa Allah meyakinkan manusia bahwa
ketika manusia mengalami kesulitan, pasti Allah akan memberikan jalan keluar
dan memberikan kemudahan sesudahnya.
Semoga
cobaan yang sedang kita alami sekarang ini cepat berlalu dan kita akan mendapat
kemudahan dari Allah SWT. Sehingga kita dapat melakukan aktivitas yang normal
sebagaimana biasa sebelum wabah ini melanda. Harapan kita semoga wabah ini
benar-benar membawa berkah. Amin.
Mas Ubay resumenya mantap blognya juga kereen, sukses yah...
BalasHapusAmin mksih bunda....
BalasHapusTerimakasih pak atas resume bagusnya
BalasHapusMantab sangat ๐
Matur suwun mbak cantik, semoga bermanfaat
BalasHapusBlognya indah๐ pemilik nya kreatif. Tulisannya juga tertata rapi. Variasi banyak ๐๐๐bisa menginspirasi yg lain termasuk saya kalau diperkenankan
BalasHapusMonggo bu, saya hanya menambahkan sedikit keilmuanku di bidang agama
BalasHapusPak Ubed ... Mantap resumenya. Menu tambahannya menyentuh dan pas banget. Sekadar saran tinggal dicek lagi beberapa kesalahan penulisan. Tabik.
BalasHapusMakasih p Domo, sdh sy cari kesalahan tulis saya dan sudah tk perbaiki
HapusMantaps resumenya ada religinya yg menambah keindahan teks,,, sukses
BalasHapusAda foto kluarganya juga.. kerenn
BalasHapusResumenya sangat menarik untuk dibaca, ada muatan religinya. Mantul...
BalasHapusMenarik dengan nuansa batik alam.
BalasHapusAlhamdulillah, tulisan nya sudah bagus, terus lah menulis hingga bisa menerbitkan buku ok . terimakasih
BalasHapusKeren
BalasHapusBagus bangettt.
BalasHapusTop dehhh...
Sempurna Mas Ubaid, salut saya ....
BalasHapusMatur tengqyu buat semua rekan
BalasHapussaya suka latarnya bikin betah...
BalasHapusAwal cerita yang bagus. Suka dengan tulisanya.
BalasHapusSuper lengkap niih
BalasHapus