Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Cikgu Tere: Bukan Guru Biasa

Gambar
  Narasumber: Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD   Malam ini tanggal 30 Oktober 2020 bertepatan tanggal 14 Rabiul Awal 1442 H udara di kampungku sangat dingin dan terasa menusuk ke rongga dada terdalam. Desiran angin malam dan rintik hujan menambah syahdu suasana Jumat malam ini. Sembari menikmati dingin malam ini, saya kupas dua suing bawang merah guna membaluri tubuh buah hatiku. Alisha di sulung malam itu kurang enak badan dan sedikit batuk. Tafa’ulan (mengikuti:red) dengan tradisi nenek moyang yang memanfaatkan bawang merah untuk pengobatan tradisional. Berharap keadaan putriku tersebut membaik dan dapat tidur dengan nyaman tanpa terganggu batuk. Selepas kubaluri seluruh tubuhnya, kuminumi dia obat batuk hitam yang biasa kupakai untuk mengobati sakit batuk anak-anak. Setelah kedua buah hatiku tertidur bersama sang bunda, saya bersiap mengikuti kuliah online pelatihan menulis yang saat ini sudah memasuki sesi kedua belas. Saya penasaran siapa yang akan menjadi narasumber kita malam

Wonder Woman dari Bekasi

Gambar
  Narasumber: Dra. Betti Risnalenni, MM (Bekasi)   Menjalankan dua profesi sekaligus merupakan perkara yang tidak mudah. Seseorang harus mampu mengelola manajemen waktu dan skala prioritas agar profesi ganda dapat berjalan dengan seirama. Banyak orang yang mampu melakukan hal ini, tetapi tidak sedikit pula orang yang harus mengorbankan salah satu profesinya tersebut dan memfokuskan pada satu profesi yang ditekuninya. Adalah Dra. Betti Risnalenni, MM, sosok perempuan tangguh dan seorang wonder woman (kalau boleh saya mengatakan beliau) yang mampu menjalankan dua profesi dalam waktu yang bersamaan. Semula Ibu Betti, panggilan akrab beliau, menjalani profesi sebagai guru di SD Insan Kamil Bekasi. Namun karena tertantang untuk mencoba sesuatu hal lainnya, Ibu Betti mencoba peruntungan menjadi pedagang. Bagaimana Ibu Betti berproses dari guru kemudian menjadi pengusaha sekaligus guru? Ibu Betti menceritakan semua pengalamannya kepada kami peserta pelatihan menulis. Ibu Betti menyampai

Menerbitkan Buku itu Tidak Sulit

Gambar
  Narasumber: Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. (Jakarta) Dapat menghasilkan sebuah karya merupakan impian hampir semua orang. Apalagi karya kita diabadikan menjadi sebuah buku. Maka itu sebuah kebanggaan yang luar biasa dan tidak dapat tergantikan dengan imbalan apapun. Karena buku karya kita akan menjadi sebuah dokumentasi pribadi yang tak ternilai harganya. Terlebih jika buku kita bermanfaat bagi orang lain dan dibaca oleh banyak orang. Maka itu sebuah ladang amal jariyah yang pahalanya tidak akan pernah putus meskipun penulis sudah wafat. Dan itu juga merupakan ilmu yang bermanfaat. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: “Jika anak Adam (manusia) telah meninggal, maka terputus semua amalnya,   kecuali 3 (tiga) perkara yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya”. Hadis tersebut menjadi penguat bahwa menghasilkan sebuah karya yanga dibukukan dan bisa bermanfaat bagi orang lain, maka pahala yang mengalir deras kepada

Rahasia Sukses Menulis Artikel di Koran dan Majalah ala Kang Encon

Gambar
Narasumber: H. Encon Rahman, S.Pd. (Majalengka) Kenaikan pangkat merupakan sesuatu yang diharapkan oleh setiap pegawai. Bagi ASN kenaikan pangkat adalah sesuatu yang prestise, karena sesungguhnya ini merupakan sebuah penghargaan dari atasan, dalam hal ini pemerintah memberikan penghargaan berupa kenaikan pangkat bagi ASN yang berhasil menyelesaikan beberapa hal yang disyaratkan di dalamnya. Apalagi jika ASN yang bersangkutan mempunyai prestasi yang membanggakan institusinya. Maka untuk naik pangkat bukanlah sesuatu yang sulit. Bagi guru yang sudah menyandang status ASN, pola kepangkatan sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Salah satu persyaratan yang diatur di dalamnya adalah guru harus melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) selain melakukan pembelajaran. Salah satu bentuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah melakuka

Wabah membawa Berkah

Gambar
  Narasumber: Noralia Purwa Yunita, M.Pd (Semarang) Semilir angin malam sangat menusuk raga yang lemah ini. Sembari menikmati alunan qasidah maulid addibai’i , mutiara biografi manusia mulia, manusia yang kita harapkan syafaat di yaumissa’ah , Nabi Muhammad SAW. Malam itu saya alfa untuk kedua kalinya untuk menghadiri majelis maulid di mesjid depan karena harus menemani kedua buah hatiku yang tertidur lelap tak lama setelah bacaan-bacaan maulid dilantunkan. Mereka harus saya temani lantaran ibundanya masih pulang kerja sedari siang yang berjaga di rumah sakit, tempat kerjanya. Meskipun absen tak bisa hadir di acara maulid karena uzur syar’i, saya berharap tetap termasuk min jumlatil muhibbin (orang-orang yang mencintai Nabi Muhammad SAW). Tak lama setelah bidadari-bidadari cantikku terbang ke alam mimpi, kuambil gawai dan kubuka grup pelatihan dan kudapati chat dari narasumber malam itu seperti ini: “ Bisa dikatakan wabah ini menjadi berkah untuk saya karena saya bisa memulai lagi u