Banyak Jalan Menuju Penerbit Mayor
Narasumber: Joko
Irawan Mumpuni ( Dir Penerbitan " ANDI " Yogyakarta )
Memang
judul di atas bukanlah peribahasa, istilah yang lazim kita kenal. Saya sengaja
mengangkat judul tersebut untuk resume pelatihan menulis sesi ke-13 ini sebagai
raja’ atau harapan dan juga memotivasi
diri sendiri atau orang yang membaca resume ini agar karya yang nanti akan dibukukan
bisa diterbitkan oleh penerbit Mayor.
Sebelum
saya menguraikan materi yang disampaikan narasumber, sedikit saya ulas tentang
penerbit mayor. Mengutip artikel news.unair.ac.id/2019/03/14/mengenal-lebih-dekat-soal-penerbit-mayor
dijelaskan bahwa ada 3 macam penerbit
buku yang perlu diketahui, yaitu penerbit mayor, indie, dan self publishing. Pada kesempatan kali
ini akan diulas sedikit mengenai penerbit buku mayor. Mengapa? Karena tema
pelatihan malam ini adalah menulis buku yang diterima penerbit. Tentunya penerbit
yang dimaksud adalah penerbit mayor.
Lantas
penerbit mayor itu apa ? Masih dari sumber yang sama dengan di atas, dijelaskan
bahwa penerbit mayor banyak diminati oleh para penulis, khususnya penulis
pemula karena merupakan penerbit berskala besar atau nasional. Penerbit mayor
merupakan penerbit yang dipunyai oleh perusahaan besar. Selain memiliki modal
yang besar, biasanya penerbit mayor memiliki percetakan sendiri.
Narasumber
kali ini agak berbeda dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Biasanya narasumber
dipilih dari guru-guru atau penulis berprestasi. Tetapi malam ini Om Jay
sengaja mendatangkan seorang direktur penerbitan dari Penerbit Andi, salah satu
penerbit mayor kenamaan di Indonesia yang sudah memiliki riwayat pengalaman
lebih dari 40 tahun. Beliau adalah Bapak Joko Irawan Mumpuni. Selain sebagai
Direktur Penerbitan, Pak Joko juga sebagai direktur program Andi Academy, Ketua
I IKAPI DIY, penulis buku yang bersertifikat BNSP (Badan Nasional Sertifikasi
Profesi) dan juga asesor BNSP.
Pak
Joko mulai belajar menulis sejak kelas I SD oleh guru SD beliau. Pak Joko
merasa malu jika dikatakan akan mengajari guru-guru yang sudah hebat. Beliau memulai
penjelasan dengan mengirim slide-slide materi dan penjelasan melalui voice note atau pesan suara. Beliau mengungkapkan
alasannya tidak menggunakan tulisan, karena jika menggunakan tulisan besar
kemungkinan akan di copy paste oleh
peserta. Akhirnya peserta tidak belajar menulis.
Macam-macam
Buku
Slide
pertama menampilkan produk buku di pasar. Dalam tayangan slide yang bergambar
bagan mirip sirip ikan tersebut, digambarkan ada 2 jenis produk buku di pasar,
yaitu: buku teks dan buku nonteks. Buku teks meliputi buku pelajaran dari TK,
SD, SMP, SMA dan SMK dan perguruan tinggi atau PERTI, meliputi: eksak dan noneksak.
Sedangkan
buku nonteks meliputi: buku fiksi dan buku nonfiksi. Buku fiksi meliputi:
sastra, anak, dan komik. Sedangkan buku nonfiksi meliputi: buku anak, umum popular,
computer, hobi, dan agama.
Buku
teks dibagi dua: yaitu buku teks buku pelajaran dan buku PERTI. Buku teks buku
pelajaran yaitu buku-buku yang dibutuhkan oleh siswa mulai dari tingkat PAUD,
TK, SD, SMP, SMK/SMK.
Sedangkan
buku teks perguruan tinggi lebih banyak variannya dibanding buku pelajaran. Karena
jumlah fakultas dan jurusan di perguruan tinggi dibanding mata pelajaran
diajarkan di TK sampai SMA/SMK. Buku PERTI dibagi dua, yaitu: buku eksak dan
buku noneksak. Contoh buku eksak yaitu: kedokteran, perikanan, teknik,
kehutanan, informatika, peternakan, pertanian, pertambangan, MIPA, kelautan,
kamus, dan teologi.
Sedangkan
contoh buku noneksak yaitu: ekonomi, filsafat, hukum, parstel, psikologi,
pendidikan, sospol, sosio anthro, bahasa sastra, sejarah, budaya, dan
komunikasi.
Buku
nonteks dibagi dalam dua kelopok besar, yaitu: buku fiksi dan buku nonfiksi. Contoh
buku fiksi yaitu: novel, antologi, sastra, novel dan sebagainya. Sedangkan contoh
buku nonfiksi yaitu: buku anak, umum popular, agama, computer dan sebagainya.
Narasumber
juga memaparkan macam-macam buku ditunjau dari sisi penulisnya. Beliau mengkategorikannya
menjadi lima macam, antara lain:
1. Satu
judul buku yang ditulis satu penulis
2. Satu judul buku yang ditulis lebih dari satu penulis
3. Buku
yang diterbitkan bekerja sama dengan banyak lembaga
4. Buku
yang diterbitkan bekerja sama dengan kampus
5. Satu
judul buku ditulis konsorsium penulis
Proses
Penebitan Buku
Selanjutnya
narasumber menjelaskan proses penerbitan buku. Beliau menjelaskan bahwa industri
penerbitan buku sangat rumit. Bisnis yang dijalankan adalah penerbitan, tetapi
stakeholder atau pihak-pihak yang terkait jumlahnya banyak. Pihak-pihak
tersebut adalah lembaga. Lembaga-lembaga tersebut adalah perusahaan-perusahaan
yang mempunyai banyak karyawan. Penerbit Andi sendiri memiliki sekira 600 karyawan
lebih.
Terkadang
para penulis tidak sadar kalau hidupnya sangat penting bagi orang lain. Bayangkan,
meskipun kita baru berhasil masuk satu judul buku yang diterbitkan di penerbit
mayor seperti Andi, maka kegiatan ekonomi akan berjalan dan dijalankan banyak
pihak. Banyak orang yang mempunyai pekerjaan, memiliki gaji tetap, bisa
menghidupi keluarganya, dan sebagainya.
Dengan
kata lain penulis merupakan orang yang paling mulia, tidak kalah mulia dengan
jabatan lain. Karena para penulis telah dapat menghidupi banyak orang. Oleh karena
itu upah yang diberikan kepada para penulis sangat besar yaitu surga. Maka berusahalah
menjadi penulis yang tulisannya bisa diterbitkan di penerbit mayor.
Adapun
proses penerbitan naskah menjadi buku adalah sebagai berikut:
1. Naskah
dikirim ke penerbit
2. Penerbit
mempelajari untuk kemungkinan penerbitannya. Hanya ada 2 jawaban yaitu diterima
atau ditolak. Jika ditolak maka akan dikembalikan, jika diterima maka segera
diterbitkan dengan biaya penerbit
3. Penerbit
memberitahu kepada penulis bahwa naskah penulis telah diterima. Biasaya melalui
surat resmi, email, atau WA yang menyatakan bahwa naskah akan diterbitkan.
4. Penulis
mengirim naskah lengkap berupa soft copy ke penerbit dan menandatangani surat
perjanjian penerbitan yang dilampirkan dalam surat
5. Penerbit
mengedit naskah dan membuat desain cover, setting isi
6. Penerbit
menentukan ukuran buku, fontasi, hiasan. Inilah yang disebut dami. Dami adalah
naskah buku yang sudah jadi buku, tetapi belum dicetak massif.
7. Penerbit
mengirim dami ke penerbit untuk dikoreksi sebelum dicetak secara massif
8. Setelah
dikoreksi, dami dikirim kembali ke penerbit untuk dikoreksi ulang
9. Penerbit
mencetak buku secara massif dan diedarkan ke seluruh Indonesia
Faktor
Penghambat Pertumbuhan Industri Penerbitan
Tingkat
literasi di Indonesia masih sangat rendah dibanding negara-negara lain di
kawasan Asia Tenggara. Tingkat literasi mempengaruhi industri penerbitan. Hal ini
dipengaruhi beberapa sebab, antara lain:
1. Minat
baca
-
Budaya membaca yang
masih rendah masyarakat Indonesia
-
Bahan bacaan yang masih
sangat kurang
-
Kualitas bacaan yang
rendah
2. Minat
tulis
-
Budaya untuk menulis
masih rendah
-
Tidak mengetahui
prosedur menulis dan penerbitan
-
Anggapan yang salah
tentang dunia penulisan dan penerbitan
3. Apresiasi
hak cipta
-
Marak pembajakan
-
Duplikasi nonlegal
-
Perangkat hukum yang
masih rendah
Cara
Memilih Penerbit yang Baik
Penerbit yang baik tidak sekedar mayor dan
minor. Penerbit yang baik mempunyai ciri-ciri tersendiri, antara lain:
-
Memiliki visi dan misi
yang jelas
-
Memiliki bussines core
lini produk tertentu
-
Mempunyai pengalaman
yang tinggi
-
Mempunyai jaringan
pemasaran yang luas
-
Memiliki percetakan
sendiri
-
Mempunyai keberanian
mencetak jumlah eksemplar
-
Mempunyai kejujuran
dalam membayar royalti
Sistem
Penilaian di Penerbitan
Dasar
setiap penerbit yang akan menerbitkan suatu buku:
-
Editorial : bobot lebih kurang 10 %
-
Peluang potensi pasar : bobot
antara 50 % - 100 %
-
Keilmuan : bobot lebih kurang 30 %
-
Reputasi penulis : bobot
antara 10 % - 100 %
Setiap penulis
yang karyanya berhasil diterbitkan oleh penerbit mayor, maka akan memperoleh
beberapa manfaat, antara lain: kepuasan batin karena karyanya berhasil dimuat
oleh penerbit mayor, memperoleh reputasi yang semakin baik, jenjang karir
meningkat, mendapatkan uang hasil dari royalti penjualan buku.
Naskah yang diterima oleh Penerbit Mayor
Ada
beberapa jenis naskah yang bisa diterbitkan oleh penerbit, antara lain:
- Tema tak Populer Penulis
Populer, meskipun tema yang diusung tidak popular tetapi penulis adalah orang
terkenal, maka penerbit berani menerbitkan naskah ini. Sebagai contoh Pak SBY
membuat autobiografinya sendiri untuk diterbitkan, maka penerbit akan berebut
untuk menerbitkan buku beliau
- Tema Populer Penulis
Populer, kalau jenis ini pasti langsung akan diterbitkan tanpa berpikir
panjang. Dan pasti akan laku di pasaran jenis buku yang ini
- Tema Populer Penulis
tak Populer, meskipun penulis tidak dikenal masyarakat, tetapi tema yang
diangkat sedang ngetren saat ini, maka peluang untuk diterbitkan sangat besar.
- Tema tak Populer
Penulis tak Populer, tulisan jenis ini pasti tidak akan diterbitkan
Simpulan
Di akhir
pemaparannya, narasumber menyampaikan dua kalimat satire yang cukup mendalam. Kalimat
satire yang disampaikan Pak Joko yaitu:
“Katakan pada Dilan,
yang berat itu bukan rasa rindu, tetapi menulis buku. Biarlah aku saja yang
menanggungnya”
“Bila kau bukan anak
raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah” ( Al Ghazali )
Dari dua kalimat
penutup di atas, saya lebih tertarik pada maqalah
atau quote yang pernah disampaikan
oleh Hujjatul Islam Muhammad bin Muhammad bin Muhammad At Thusi Al Ghazali yang
telah dikutip narasumber di atas.
Maqalah tersebut
merupakan sindiran dan juga pelecut semangat untuk kita supaya dapat menulis
dan menulis sesuatu yang bermanfaat bagi sesama. Karena dengan menulis maka
kita akan selalu dikenang meskipun sudah meninggalkan alam yang fana ini.
Siapa yang tak
kenal dengan Al Ghazali ? Berkat karyanya yang berjumlah ratusan kitab, beliau
dikenal masyarakat dunia. Bahkan berkat karya fenamenalnya yaitu kitab Ihya’ Ulumiddin, namanya semakin harum
dikenang sampai sekarang. Padahal beliau sudah wafat berabad-abad yang lalu.
Saya berharap
semoga quote dari Al-Ghazali di atas mampu melecutkan semangatku dalam berkarya
untuk selalu menulis. Amin..
Mantap. Semangat terus
BalasHapusMantab nih pak. ulasan materinya dah tergambar jelas disini
BalasHapusKeren
BalasHapusrapih,enak dibacanya..
BalasHapusREsume lengkap, eyecatching dan informatif
BalasHapusResume padat... Mengikat... Semangat
BalasHapusNyaman di mata, semangat sukses
BalasHapusResumenya bagus💪
BalasHapusResumenya lengkap sekali
BalasHapusjaga semangat, slaam literasi
BalasHapusTampilan blog yang menarik menjadi daya tarik untuk terus membaca
BalasHapusMantap Pak. Salam literasi
BalasHapusBackground dan tulisan kalau bisa beda warna,,, agak kabur tulisannya... Tapi sdh oke
BalasHapusBagus tulisannya putih saja, background dibuat gelap, seperti biru tua atau hitam. Joss!
BalasHapusSemakin untuk segera menulis agar hidup ini berarti bagi banyaj irang
BalasHapusWah tidak bisa ku katakan dengan kalimat yg indah nih
BalasHapus