Paripurna Koncab, PGRI Tegal Barat ziarahi Pak Lis


Hari Sabtu tanggal 12 September 2020 menjadi puncak dari rangkaian kegiatan Konferensi Cabang PGRI Tegal Barat. Rangkaian kegiatan yang cukup panjang, karena sempat tertunda dampak pandemi COVID-19 yang melanda sejak awal Maret. Rencana awal kegiatan Koncab akan diadakan tanggal 28 Maret 2020, karena pandemi, akhirnya kegiatan Konferensi Cabang PGRI Tegal Barat baru dapat dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2020. Hasilnya Imam Santoso, S.Pd.,MM terpilih secara aklamasi oleh peserta konferensi menjadi ketua cabang PGRI Tegal Barat masa bakti XXII periode 2020-2025. Imam Santoso menggantikan Drs. Sunarto, M.MPd yang sekarang menjadi wakil ketua PGRI Kota Tegal.

Setelah terpilih ketua cabang yang baru, maka panitia konferensi mengakhiri rangkaian acara konferensi dengan kegiatan serah terima jabatan dari pengurus lama kepada pengurus yang baru. Kegiatan ini dilakukan di luar kota, yaitu dengan berziarah ke makam (alm) Dr. Sulistyo,M.Pd., ketua umum PB PGRI  masa bakti XX dan XXI yang berada di Kabupaten Banjarnegara, tepatnya di Bukit Sulistyo, sebuah bukit yang namanya diambil dari nama beliau. Makam beliau berada di Desa Kalitengah Kecamatan Purwanegara. Peserta ziarah terdiri dari pengurus cabang yang lama dan pengurus cabang yang baru serta beberapa panitia Konferensi Cabang yang berjumlah sekitar 20 orang.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menapaktilasi perjuangan Pak Lis, panggilan akrab beliau, yang secara total dan tidak pernah berhenti untuk memperjuangkan hak-hak guru dan juga profesionalitas profesi guru. Di antara hasil perjuangan beliau lewat organisasi PGRI adalah disahkannya Undang-undang tentang guru dan dosen, yang salah satu manfaatnya adalah Tunjangan Profesi Guru(TPG) yang sudah dapat dinikmati oleh guru-guru yang sudah memenuhi persyaratan.

Dalam kesemapatan itu pula, peserta ziarah bertemu dengan pengelola makam Dr Sulistyo, M.Pd. Suwandi, S.Pd.,M.Si salah seorang pengelola menjelaskan kepada peziarah bahwa komplek makam Pak Lis akan dijadikan sebuah monumen perjuangan yang dinamakan Monumen Dr. Sulistyo, M.Pd. Ke depan setelah pembangunan komplek monumen tersebut selesai, akan dijadikan pusat literasi, pusat konservasi, dan klinik pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk impelementasi pusat literasi adalah akan dibuatkan sebuah museum untuk mengenang perjuangan Pak Lis semasa hidupnya. Saat ini museum sudah 60% pembangunannya. Nanti ketika sudah selesai, museum ini akan diisi berbagai karya Pak Lis, baik foto-foto beliau, film dokumenter, maupun arsip-arsip perjuangan beliau membela guru. Termasuk mesin ketik yang digunakan beliau untuk menyusun draft Undang-undang guru dan dosen. Saat ini mesin ketik tersebut disimpan rapi oleh Dr. Muhdi, rektor UPGRIS Semarang yang juga Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah. Beliau berjanji akan menyerahkan mesin ketik tersebut kepada pengelola museum jika sudah selesai pembangunannya.

Kemudian bentuk implementasi monumen sebagai pusat konservasi adalah penanaman 10.000 bibit tanaman yang harapan ke depan adalah tidak akan terjadi lagi longsor di kawasan bukit Sulistyo ketika musim hujan dan akan menjadi penyimpan sumber air ketika musim kemarau. Karena kawasan ini sering mengalami longsor ketika musim hujan dan mengalami kekeringan ketika musim kemarau. Jadi salah satu bentuk upaya untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menanam 10.000 bibit tanaman. Monumen Dr Sulistyo juga akan dijadikan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat sekitar monument. Tempat ini nanti akan dijadikan pusat berbagai macam kegiatan pelatihan pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan kepemudaan dan pelatihan bagi guru-guru.

Setelah mendengar penjelasan dari Bapak Suwandi, kegiatan ditutup dengan doa oleh Bapak H. Samsudin, salah satu pengurus cabang PGRI Tegal Barat dan dilanjut dengan ramah tamah antarpeserta dengan pengelola. Kegiatan ini selesai pada pukul 13.00 WIB. Peserta melanjutkan perjalanan berikutnya ke salah satu obyek wisata di Kabupaten Purbalingga. Semua peserta sangat antusias setelah dapat berziarah ke salah satu tokoh pendidikan Indonesia yang sangat berpengaruh. Hidup Guru…. Hidup PGRI…… Salidaritas… Yessss… Api Semangatmu menyala abadi dalam dada kami.

 

 


Komentar

  1. Untuk tulisan topik nya cara merangkai kalimat ok👍 mungkin tinggal terus berlatih ya? Seperti saya msi terus berlatih karena baru pemula. Di tempat bapak relatif aman ya? Gak apa kalau kumpul kumpul? Salam sehat selalu 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sarannya bu, memang pembiasaan menulis harus selalu diasah supaya bisa menghasilkan karya yang lebih baik. Alhamdulillah di tempat kami masih diperbolehkan utk kumpul, tapi dalam batas yg tidak banyak. Kalau banyak, kaya kemarin kasus yg viral wakil ketua DPRD Kota Tegal mengadakan konser dangdut saat pandemi, akhirnya semua tempat pariwisata ditutup lagi selama 1 bulan

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koordinasi persiapan Resuffle Pengurus KKG PAI SD Kota Tegal

Menumbuhkan Budaya Literasi di Bulan Ramadan melalui Akram

Sepak Terjang sang Wartawan Bangkotan