Rahasia Sukses Menulis Artikel di Koran dan Majalah ala Kang Encon
Narasumber:
H. Encon Rahman, S.Pd. (Majalengka)
Kenaikan
pangkat merupakan sesuatu yang diharapkan oleh setiap pegawai. Bagi ASN
kenaikan pangkat adalah sesuatu yang prestise, karena sesungguhnya ini
merupakan sebuah penghargaan dari atasan, dalam hal ini pemerintah memberikan
penghargaan berupa kenaikan pangkat bagi ASN yang berhasil menyelesaikan
beberapa hal yang disyaratkan di dalamnya. Apalagi jika ASN yang bersangkutan
mempunyai prestasi yang membanggakan institusinya. Maka untuk naik pangkat
bukanlah sesuatu yang sulit. Bagi guru yang sudah menyandang status ASN, pola
kepangkatan sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Salah satu persyaratan yang diatur di
dalamnya adalah guru harus melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) selain melakukan pembelajaran.
Salah
satu bentuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah melakukan Publikasi
Ilmiah. Dalam buku 4 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dijelaskan ada 3
kelompok Publikasi Ilmiah, yaitu: presentasi pada forum ilmiah, publikasi hasil
penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan, dan publikasi buku
teks pelajaran atau pengayaan. Khusus pada gagasan inovatif pada bidang
pendidikan, salah satu bagian darinya adalah tulisan ilmiah populer atau karya
ilmiah populer.
Karya
Ilmiah Populer adalah tulisan yang dipublikasikan di media massa (koran,
tabloid, majalah atau sejenisnya). Karya ilmiah popular dalam kaitan dengan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan kelompok tulisan yang lebih
banyak mengandung isi pengetahuan berupa ide atau gagasan pengalaman penulis yang
menyangkut bidang pendidikan pada satuan pendidikan penulis bersangkutan. Agar
dapat menulis karya ilmiah populer dengan baik dan berhasil dimuat di koran
atau media massa lainnya tentu ada trik dan teknik khusus yang harus dikuasai
seseorang. Dalam pelatihan menulis sesi ke-9, saya berkesempatan mendengarkan
kuliah dari narasumber yang telah sukses menulis karya ilmiah populer di
berbagai media massa daerah maupun nasional. Beliau adalah H. Encon Rahman atau
dipanggil Kang Encon.
Kang
Encon adalah seorang guru yang berasal dari Majalengka Jawa Barat. Beliau
terbilang sukses dalam hal karya ilmiah populer. Sudah lebih dari 500 karyanya
yang sudah berhasil dimuat di berbagai media massa. Berkat karyanya tersebut,
Kang Encon dianugerahi sebagai guru berprestasi tingkat nasional dan menerima
penghargaan Internasional di Thailand pada tahun 2017. Dalam kesempatan
tersebut, Kang Encon menceritakan pengalamannya dari awal ketertarikannya
terhadap dunia jurnalistik sampai sekarang. Beliau juga membagikan trik dan
rahasia suksesnya agar karya-karya kita bisa dimuat di media massa.
Kronologis ketertarikan di dunia
Jurnalistik
Sebenarnya
ketertarikan di dunia jurnalistik berawal dari kesukannya membaca koran. Karena
bahasa koran sangat mudah dan sederhana. Ketika masih bersekolah di SMP, Kang
Encon belum berani membuat karya tulis karena belum memiliki pengetahuan
tentang teknik tulis menulis yang baik. Kang Encon muda hanya membuat
sajak-sajak kecil, humor dan menempelkannya di majalah dinding sekolah.
Kemudian hobi menulis berlanjut ketika bersekolah di SPG (Sekolah Pendidikan
Guru) tahun 1991. Hamper setiap minggu, karyanya seperti sajak-sajak kecil,
humor selalu terpajang di mading sekolah. Ada kebanggaan tersendiri ketika
karyanya dibaca teman-teman sekolah dan guru. Rupanya bakat menulis yang
dimiliki Kang Encon, diamati oleh salah satu gurunya yang bernama H. Entis. Pak
Guru menyarankan Kang Encon untuk mengirimkan karyanya ke tabloid atau koran
lokal. Kebetulan di sekolahnya berlangganan tabloid Mitra Desa, yang merupakan tabloid
grup dari Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung.
Dalam
tabloid Mitra Desa ada konten humor, sajak, dan kartun. Kang Encon pun segera
mengirim tulisan. Tulisan yang dikirim masih acak. Kadang mengirim humor,
kadang sajak dan yang sering adalah mengirim kartun. Namun seiring bertambah
usia, seseorang harus memiliki spesialisasi jenis tulisan yang menjadi andalan.
Kang Encon belum berani mengirim cerpen. Ternyata dari karya-karyanya yang
dikirim di tabloid Mitra Desa berhasil terbit. Alhasil, beliau menerima honor
dari karyanya yang berhasil dimuat di tabloid.
Meskipun
sedikit honor yang diterima, ada kepuasan batin yang tidak bisa terbayar oleh
apapun. Sebagai tanda syukur, teman-teman sekolahnya ditraktir menggunakan
honor yang diterimanya. Tabloid Mitra Desa terbilang professional karena
konsekuen memberikan honorarium atas tulisan-tulisan yang dimuat di tabloid
tersebut. Honor yang diterima Kang Encon dikirim lewat wesel ke alamat sekolah.
Sehingga guru-guru dan teman-temannya memanggil dia wartawan.
Setelah
berhasil mengirim hal-hal kecil, mulailah Kang Encon memberanikan diri mengirim
cerpen ke tabloid Mitra Desa. Cerpen yang dikirimnya pun dimuat tabloid
tersebut. Oleh Kang Encon, karya-karyanya yang terbit di tabloid Mitra Desa
dijadikan kliping sebagai dokumentasi pribadi dan bukti fisik karya seseorang.
Dari tulisan-tulisan kecil Kang Encon termotivasi membuat artikel dengan teman
bebas dan juga mengirim tulisan teman-teman berprestasi ke tabloid tersebut.
Motivasi awal bukan materi. Tetapi ada kebanggaan tersendiri ketika bisa
menulis.
Setelah
berhasil eksis di tabloid Mitra Desa, Kang Encon mencoba peruntungan mengirim
ke Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung, induk dari tabloid Mitra Desa. Beliau
mengirim cerpen, sajak, dan artikel ringan. Tanpa diduga tulisan beliau
berhasil terbit di Pikiran Rakyat. Beliau baru sadar bahwa untuk memotivasi
seseorang, jangan terjun ke koran nasional seperti Pikiran Rakyat, tetapi
mulailah dari koran-koran atau majalah lokal yang belum banyak pesaing atau
yang mudah menerima tulisan seseorang. Meskipun honor yang diterima kecil, hal
ini mampu memotivasi untuk menulis lebih semangat.
Trik-trik Menjadi Penulis di Media Massa
1. Mulailah
menulis dari hal yang ringan
Bagi pemula cobalah
menulis sesuatu yang ringan. Terlebih jika tertarik untuk dimuat di koran. Jangan
coba-coba menulis konten yang berat dan mencoba mengirim ke koran nasional
seperti Republika, Kompas, atau Media Indonesia. Ketika tulisan tidak dimuat,
maka akan semangat yang sudah menggebu-gebu menjadi pudar dan malas untuk
menulis lagi.
2. Mencoba
mengirim ke koran atau media massa lokal
Cobalah kirim
tulisan-tulisan kita ke media-media lokal atau koran yang tidak terkenal,
sehingga persaingan untuk diterbitkan tidak terlalu berat. Akan menjadi
kebanggaan tersendiri jika tulisan kita dimuat. Seperti pengalaman Kang Encon
ketika awal menulis. Karyanya dikirim ke tabloid Mitra Desa yang merupakan
media lokal di daerahnya.
3. Berinteraksi
dengan Komunitas Penulis
Kegiatan menulis
merupakan sebuah keterampilan yang perlu diasah. Sehingga agar kita semakin
mahir, maka kita harus selalu berinteraksi dengan komunitas-komunitas yang
mempunyai kecintaan yang sama dalam menulis. Ketika berkumpul dengan mereka,
motivasi kita akan terdorong karena di antara anggotanya saling mendukung. Jadi
apabila suatu ketika ada stagnansi dalam menulis, maka teman-teman lainnya akan
selalu mendongkrak agar gairah untuk menulis kembali bangkit.
4. Tahan
Banting / Pantang Menyerah
Ketika kita sudah
mengirim karya atau tulisan ke koran tetapi belum dimuat, jangan membuat kita
patah semangat. Cobalah instropeksi perihal belum diterbitkan tulisan kita. Ada
beberapa penyebab penolakan tulisan kita di media, antara lain:
a. Judul
tidak sesuai dengan harapan redaksi
b. Tema
yang diusung tidak mewakili sebagian besar pembaca
c. Ide
yang kita usung sudah didahului oleh orang lain
5. Sering-sering
Membaca Koran
Agar kita tahu gaya
bahasa tulisan artikel di koran, sering-seringlah membaca koran. Karena gaya
selingkung setiap koran berbeda. Cobalah cari koran yang gaya bahasanya
sederhana. Pahami tren yang sedang ramai diperbincangkan saat ini dan coba
tulis menjadi artikel. Insya Allah jika kita mengangkat tema yang sedang trending topic, maka tulisan kita akan
dimuat
6. Istiqamah
Teruslah menulis setiap
saat. Tidak usah berpikir apakah tulisan kita akan dimuat kota atau tidak. Ketika
setiap hari kita mengirim tulisan ke koran, maka suatu saat tulisan kita pasti
akan dimuat oleh redaksi.
Manfaat menulis karya ilmiah populer di
koran
Ada
beberapa manfaat yang akan didapat jika karya ilmiah kita dimuat di koran. Manfaat
tersebut antara lain:
1. Karya
Ilmiah Populer mempunyai angka kredit yang cukup tinggi yaitu 1,5 jika dimuat
media tingkat provinsi dan 2 jika dimuat media tingkat nasional dan dapat
diajukan dalam Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK)
2. Redaksi
media akan memberikan reward berupa honorarium kepada setiap penulis yang
tulisannya di muat
3. Kliping-kliping
yang dikumpulkan dapat dijadikan buku. Buku kumpulan kliping ini dapat juga
diajukan dalam DUPAK
Pesan-pesan Kang Encon bagi Penulis
1. Ketika
ingin menjadi penulis produktif, niatkan menulis sebagai ladang amal ibadah.
Apabila kita sudah niat
ikhlas karena Allah, Insya Allah dampak finansial akan mengalir deras,
popularitas akan mampir dengan sendirinya. Niatkan menulis dijadikan sebagai
amal jariyah yang mudah-mudahan tulisan kita lebih panjang dari umur kita.
Sebagai contoh para sahabat, para ulama yang menjadi penulis. Karya mereka
masih bisa kita pelajari dan nikmati, meskipun mereka sudah lama meninggalkan
kita
2. Usahakan
ketika menulis sesuatu kita dalam keadaan suci ( dalam keadaan berwudu )
Seperti para ulama dan
para kyai yang menulis kitab dalam keadaan memiliki wudu. Memiliki wudu dalam
menulis bukan saja menjadikan tulisan kita semakin bagus, tetapi juga akan
memperkuat kualitas tulisan kita.
Demikian beberapa
resep dan trik sukses menerbitkan karya tulis ilmiah ala Kang Encon yang sudah
dibagikan kepada kita. Semoga kita bisa mengikuti jejak langkah beliau bisa
menerbitkan karya ilmiah populer di koran. Sehingga manfaat yang nanti didapat
akan terus menggenjot motivasi kita untuk selalu produktif menulis. Amin
Terima kasih kang Ubayd, sangat bermanfaat.
BalasHapussemangat dan semangat akhirnya sukses......
BalasHapusBagus resumenya pak, mantab .....
BalasHapus